Selasa, 25 Maret 2008

Perkembangan Bisnis di Indonesia 10 Tahun Terakhir

Krisis ekonomi tahun 1998 telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian Indonesia. Segala sektor dari yang besar sampai sektor terkecilpun terkena imbasnya dan terancam kelangsungan hidup usahanya, Banyak bisnis yang terpaksa bangkrut dan gulung tikar karena tidak mampu bertahan, tak terkecuali juga para investor asing. Merekapun berduyun-duyun ‘lari’ mencabut bisnisnya di Indonesia.

Akibatnya terjadi banyak pengangguran di mana-mana. Belum lagi PHK dari banyak perusahaan semakin mengindikasikan kejatuhan ekonomi Indonesia. Sektor makro dan mikro sulit bertahan karena mahalnya bahan baku dan tidak lakunya barang jasa yang diproduksi. Percuma memproduksi barang karena daya beli masyarakat ketika krisis terjadi masih sangat rendah.

Pemilu 1999 memberikan harapan baru bagi dunia bisnis di Indonesia. Iklim usaha di Indonesia berangsur-angsur pulih. Hal ini juga tidak terlepas karena stabilitas negara yang membaik sehingga gairah investasi muncul kembali. Tatanan perekonomian kembali stabil meskipun kurs rupiah sudah sangat turun dibandingkan sebelum terjadinya krisis. Daya beli masyarakat meningkat lagi dan bisnis-bisnis baru banyak bermunculan.

Di awal millennium ke-21 ini, bisnis di Indonesia tumbuh dengan pesat. Banyak pelaku-pelaku bisnis baru bermain di berbagai segmen pasar konsumen. Bisnis-bisnis yang sebelum reformasi tidak berkembang, kini menjadi ladang emas untuk berusaha. Paling banyak sektor yang berkembang secara dominan adalah sektor telekomunikasi dan waralaba (franchise).

Sektor telekomunikasi bisa berkembang pesat karena kemajuan teknologi global khususnya di bidang handphone dan internet. Pelaku bisnis beramai-ramai berusaha di sektor ini karena minat masyarakat pada handphone sangat tinggi. Ada yang menjadi operator seluler yaitu Telkomsel, Indosat, Bakrie telephone, dan lain-lain dan ada yang bisnis kecil-kecilan yaitu sebagai counter voucher pulsa HP.

Ada banyak jenis layanan yang dilakukan oleh vendor jasa telekomunikasi seperti tarif murah dan hal ini menambah prospek yang besar dari usaha di bidang telekomunikasi. Masyarakat dimanjakan dan bebas memilih berbagai fasilitas kemudahan dari operator HP. Belum lagi tipe-tipe HP yang selalu up-date sampai teknologi tercanggih yang menjadikan HP sekaligus GPS serta lain-lainnya membuat masyarakat tertarik untuk memilikinya.

Bidang internet juga menunjukkan grafik kemajuan pesat. Banyak orang kini dalam berbisnis tidak bisa terpisahkan dengan dunia internet bahkan bidang usahanya adalah di dalam dunia maya internet. Sekarang banyak orang yang berprofesi sebagai blogger, progarammer yang menjadikan internet adalah arena usahanya. Apalagi kini banyak transaksi bisnis yang harus dilakukan melalui perantara internet.

Belum lagi kecenderungan masyarakat yang menjadikan internet sebagai sumber informasi dalam berbagai hal. Hal ini otomatis memberikan peluang bisnis bagi pebisnis untuk berusaha diantaranya dalam jasa warnet. Semakin banyak masyarakat bahkan tiap lapisan kini bisa mengakses internet karena semakin merebaknya warnet di berbagai daerah dan tak jarang bermunculan juga tempat-tempat yang menyediakan hotspot

Sektor lain yang berkembang pesat adalah sektor bisnis waralaba. Dahulunya tentang sektor ini, masyarakat tahunya waralaba asing seperti McDonald, KFC, tetapi kini bermunculan waralaba seperti Indomaret, Es Teller 77. Maraknya bisnis seperti ini dikarenakan masyarakat yang mempunyai dana ingin berusaha tetapi tidak susah-susah memulai dari nol. Berbisnis dengan cara ini dianggap lebih mudah dan menguntungkan.

Bisnis lain yang berkembang pesat pada periode 1999-2008 adalah bisnis properti terutama di kota-kota besar. Sekarang di Jakarta telah banyak berdiri apartemen-apartemen mewah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat terutama kelas menengah ke atas. Hal lainnya di sebagian besar di kota-kota di Indonesia kini telah banyak didirikan trade center dan mal-mal dalam kapasitas besar.

Bisnis properti ini juga merambah kalangan menengah ke bawah yaitu bisnis perumahan.dan pendirian kios-kios murah. Masyarakat menengah ke bawah juga diberi kesempatan agar mampu mengembangkan usaha bisnisnya. Bisnis secara kecil-kecilan itu secara tidak langsung sangat berperan pada perekonomian Indonesia. Para pelaku bisnis properti melihat peluang itu sekaligus juga berperan pada kesejahteraan masyarakat.

Namun meliahat kenyataan yang ada di lapangan, bisnis-bisnis itu sebagian besar masih dikuasai pelaku lama. Pelaku baru memang ada, tetapi kuantitas bisnisnya cenderung stagnan. Hal ini bisa dicontohkan untuk kasus operator seluler. Telkomsel, Indosat dan XL yang sebagian besar sahamnya milik asing masih menjadi pelaku utama pada sektor ini. Bakrie telecom, Fren, Smart masih sebagai penggembira saja.

Untuk kasus tersebut ternyata sangat rawan terhadap monopoli yang dilakukan oleh pelaku usahanya. Contohnya kasus Temasek yang mempunyai kepemilikan silang di Telkomsel dan Indosat. Kepemilikan silang itu dapat merugikan konsumen karena Temasek memiliki kekuasaan dalam menentukan kebijakan kedua perusahaan. Akhirnya oleh KPPU, Tamasek diharuskan melepas saham kepemilikannya di salah satu perusahaan karena bertentangan dengan Pasal 27 UU No. 5/1999 mengenai cross-ownership.

Pelanggaran dalam berbisnis seperti itu sebenarnya sering terjadi di Indonesia daan masih banyak kasus lainnya yang masih diperiksa KPPU. Larangan monopoli seperti itu sebenarnya telah diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat. Namun, kadang-kadang pelaku usaha salah dalam menafsirkannya atau malah pemerintah yang kurang mengawasi para pelaku usaha.

Di dalam dunia usaha di Indonesia, jenis yang paling banyak digiatkan masyarakat adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal ini terbukti dari seluruh unit usaha di Indonesia yang mencapai 45,7 juta unit usaha (2006), 98% masyarakat bergerak dalam sektor UMKM. Sektor yang paling banyak dilirik adalah jenis usaha berdagang di pasar, warung kaki lima, usaha kerajinan dan produksi barang dalam skala kecil s.d. menengah.

Karena sektor ini adalah sektor yang paling besar, pemerintah berusaha memberikan bantuan diantaranya bantuan kredit lunak. Oleh karena itu, sekarang banyak didirikan BPR-BPR yang digunakan pemerintah untuk menyalurkan kredit kepada sektor UMKM. Ditambah lagi, bank-bank nasional juga tertarik untuk mengucurkan kredit pada UMKM dengan program yang menarik diantarannya BRI melalui program BRI unit desa.

Pemberdayaan sektor UMKM ditujukan agar masyarakat Indonesia bisa meningkatkan kemampuan usahanya yang kemudian kesejahteraannya juga akan meningkat. Masyarakat didorong untuk bisa mengembangkan skala usahanya sehingga ekonomi nasional tidak lagi didominasi para pemodal besar saja. Pemerintah menargetkan program ini bisa melepasakan bangsa Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Jika dunia usaha Indonesia ditilik dalam 2 tahun belakangan, terdapat sebuah kecenderungan di masyarakat bahwa masyarakat sepertinya mampu lepas dari krisis ekonomi. Padahal kenyataannya tidak, karena masih banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Sektor usaha pertanian, perikanan dan atau yang sangat bergantung dengan alam menjadi sisi kemunduran dalam perkembangan usaha di Indonesia.

Memang jika kita lihat dari kemajuan teknologi, masyarakat kita semakin banyak yang melek teknologi. Tapi jika melihat sektor agraris, maka usaha di bidang ini sungguh ironis dibandingkan julukan negara Indonesia yang dulunya adalah negara agraris. Para petani, nelayan menjadi kaum yang paling menderita. Hal ini dikarenakan banyaknya bencana alam yang terus-terusan menerpa alam Indonesia.

Lahan pertanian banyak yang rusak tergenang banjir dan gelombang laut terus menerus pasang tidak berhenti. Akibatnya petani gagal panen dan nelayan tidak memperoleh tangkapan ikan yang mengakibatkan mereka terancam dalam kemelaratan. Ditambah lagi, kebijakan impor beras yang sangat menjatuhkan harga beras lokal sehingga harapan petani terhadap meningkatnya pendapatan menjadi kandas.

Ketimpangan bisnis di Indonesia juga sangat kentara terutama antara MNC dengan perusahaan lokal. Banyak perusahaan besar Indonesia kini berubah kepemilikannya menjadi asing. Akibatnya mereka semena-mena dalam menetapkan harga. Masyarakatlah yang menjadi pihak yang menanggungnya terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pemerintah tak lantas berupaya menyelesaikan tapi cenderung membiarkannya.

Bisnis-bisnis asing terutama yang memanfaatkan SDA Indonesia haruslah dikurangi agar aset-aset alam kita tidak lari ke tangan asing. Bangsa Indonesia haruslah sebagai bangsa yang memiliki dan menikmati bukan hanya sebagai penonton saja. Pemerintah harus bisa menasionalisasi perusahaan itu agar Indonesia tetap terjaga kedaulatan negara secara utuh. Bisnis mereka harus dikembalikan kepada tangan rakyat Indonesia.

Tantangan globalisasi kedepannya semakin kuat. Hal ini tentu jika dibiarkan saja tanpa ada peran pemerintah untuk mengembangkan usaha lokal bisa mematikan usaha dalam negeri. Bisnis dalam negeri harus dibantu dengan cara pengucuran dana, proteksi, pelonggaran peraturan terhadap unit-unt usaha tertentu asalkan tidak bertentangan dengan masyarakat umum. Maka untuk itu diperlukan sinergi yang benar-benar nyata.

Kamis, 20 Maret 2008

Membangun Pribadi Efektif untuk Mendukung Keberhasilan Organisasi Bisnis

Perkembangan dunia bisnis kini semakin banyak tantangan. Apalagi di era globalisasi ini yang merupakan era penuh tantangan yang mengharuskan kita selalu siap untuk menghadapinya. Setiap individu tanpa terkecuali jika tidak ingin terlindas roda globalisasi haruslah pandai-pandai mencermati challenge ini. Segala risiko bukanlah untuk dihindari, tetapi bukan juga semua untuk dilawan. Oleh karena itu, kita memerlukan siasat jitu agar kita menjadi pemenang atas tantangan globalisasi ini.

Salah satu cara agar kita siap menghadapinya adalah menjadikan diri kita sebagai seorang pribadi yang efektif. Pribadi efektif ini dapat kita implementasikan dalam banyak hal. Kita bisa mulai dari hal sepele sampai hal yang paling rumit sekalipun. Jika kita sukses mengaplikasikan dalam segala hal, pastilah kita akan menuai kesuksesan dalam hidup ini. Kefektifan seseorang dalam bekerja atau berbuat adalah cerminan bahwa orang itu serius menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan dengan hasil terbaik.

Pribadi efektif pasti juga berkaitan erat dengan keberhasilan suatu organisasi bisnis. Hal itu sangat jelas karena pribadi efektif akan mampu membawa organisasi bisnis ke arah keadaan dimana segala sesuatunya dikerjakan dengan pemikiran terencana dan terkontrol. Kita bisa bandingkan suatu organisasi jika diisi orang-orang ceroboh, malas dan tidak efektif, maka akan bisa kita dapatkan organisasi yang jauh dari kemajuan. Sebaliknya, jika organisasi itu adalah kumpulan pribadi-pribadi efektif, organisasinya akan berkembang menuju arah keberhasilan.

Banyak hal yang dapat mewujudkan pribadi efektif yang mendukung keberhasilan organisasi bisnis . Salah satunya adalah dengan komunikasi bisnis secara efektif. Jika kita mampu berkomunikasi secara efektif maka akan banyak pihak yang tertarik berinteraksi dengan kita sehingga menumbuhkan perasaan friendly dengan kita. Jika banyak orang sudah nyaman dengan kehadiran kita, maka kita akan mudah mengajak mereka untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan. Hal ini juga akan berlaku sama ketika kita berkecimpung dalam organisasi bisnis.

Sebenarnya, ada manfaat lain dari kita berkomunikasi secara efektif untuk diri kita pribadi, yaitu : getting jobs you want, gaining promotions, providing leadership, being productive on the job, relating positively to other, dan tentunya assuring the success of your organization (Krizan : 3, Business Comunication 7th). Manfaat terakhir itu semakin membuktikan bahwa komunikasi yang efektif akan menciptakan pribadi efektif yang kemudian berimbas pada peranannya dalam mewujudkan keberhasilan organisasi bisnis.

Komunikasi yang digunakan dalam kaitannya dengan organisasi bisnis merupakan bagian dari komunikasi bisnis. Individu-individu yang terlibat dalam organisasi bisnis tidak bisa terlepas dari dasar-dasar komunikasi bisnis. Kita harus memahami sasaran, pola, proses, dan hambatannya agar kita dapat mengerti konsep penggunaanya. Sasaran komunikasi bisnis meliputi pemahaman receiver, respon receiver, hubungan menguntungkan dan membangun goodwill organisasi.

Komunikasi bisnis dalam organisasi memiliki pola internal dan eksternal. Pola internal dapat berupa komunikasi formal, informal atau juga komunikasi berantai. Komunikasi eksternal ditujukan pada pihak eksternal seperti : pelanggan, pemasok, pemerintah, pesaing dan pers. Hambatan dalam komunikasi bisnis bisa timbul karena kesalahpahaman sender dan receiver. Namun, hal itu sebenarnya berasal dari kesalahan dalam pilihan kata, struktur kalimat, kemampuan mendengar, tanda jeda dan baca, faktor lingkungan dan tipe pesan.

Di dalam berkomunikasi bisnis dalam organisasi bisnis, sering kita berkomunikasi hanya berdasarkan pandangan kita sendiri. Padahal, pandangan kita kadang terlalu subyektif dalam memandang suatu hal. Pandangan kita mungkin sebenarnya salah dan jauh dari keinginan bersama. Hal ini tentu sangat tidak baik dalam berorganisasi bisnis karena mengganggu komunikasi bisnis. Kita semestinya memperhatikan pandangan orang lain dalam melihat kasus karena bukan kita saja yang melihat kasus. Pandangan seperti itu sering disebut dengan istilah the you-view point.

The you-view point akan sangat baik jika diaplikasikan terhadap relasi bisnis kita seperti pelanggan, pemasok sehingga kita bisa mengerti hal yang diinginkan dari sudut pandang mereka. Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi keadaan organisasi bisnis seperti pada perusahaan kita. Seorang pelanggan menjadi merasa lebih dihargai oleh perusahaan ketika saran dan kritiknya didengar dan direspon sehingga akan lebih loyal pada produk perusahaan. Pemasok juga akan selalu memenuhi barang-barang modal dengan tepat waktu dan pelayanan terbaik jika kita memahami mereka dengan the you-view point.

Dalam kaitannya dengan perbedaan-perbedaan dalam tempat kerja, seorang pribadi efektif akan dapat memahami dan mempelajari berbagai keadaan internal perusahaan. Akan sangat mudah kita temukan kebudayaan, etnik, ras, jenis kelamin, tahap usia yang beranekaragam di dalam organisasi bisnis. Hal ini tentunya diperlukan kearifan dan kebijaksanaan dalam mendayagunakan perbedaan itu disatukan menjadi kekuatan bagi kemajuan organisasi bisnis.

Seorang pribadi efektif juga akan melakukan ekspansi internasional demi kemajuan organisasi bisnisnya. Padahal, jika kita memandang kata internasional, pasti kita akan melintas banyak negara yang mempunyai banyak perbedaan kultur budaya yang terkadang ekstrem dengan budaya kita. Misal, jika di Indonesia kita mengangguk adalah pertanda setuju, di belahan dunia lain pertanda itu bisa jadi tanda untuk menolak.

Agar kita bisa berkomunikasi efektif dengan penduduk negara lain tanpa ada kesalahpahaman, kita memerlukan Multicultural Comunication Guidelines, yaitu :

  1. Pahami dan pelajari dulu budaya asli kita.
  2. Hargai perbedaan dan selalu open mind
  3. Identifikasi dan adaptasi terhadap budaya dan bahasa setempat.

Kesuksesan organisasi bisnis juga tidak bisa dilepaskan dari teknologi. Teknologi kian canggih dan penggunanya kini tersebar di seluruh penjuru dunia. Suatu informasi bisa dikirimkan, diakses dan diterima hingga melewati antarbenua dan samudra dalam hitungan detik. Pribadi efektif akan memanfaatkan efek kecanggihan teknologi ini untuk mengembangkan organisasi bisnisnya. Kita tentu telah akrab dengan layanan e-mail, video conferencing, internet banking, telepon internet, dll dan sebagai pribadi efektif, pasti kita tidak akan gagap dan ketinggalan atas kemajuan teknologi ini.

Secara garis besar, peran komunikasi bisnis yang efektif adalah modal kuat untuk terwujudnya pribadi efektif. Apalah artinya ide seseorang jika dia saja tidak bisa mengkomunikasikan ide itu kepada pihak lain. Akan sangat ironis jika kita menjumpai pemimpin tapi tidak memiliki komunikasi efektif yang mampu menarik rasa dan hasrat bawahannya untuk bekerjasama. Akibatnya para bawahan merasa dirinya kurang lagi diayomi dan dihargai. Organisasi bisnisnya pasti perlahan akan shutdown dan bangkrut.

Pribadi yang efektif jika dia adalah pemimpin organisasi bisnis pasti organisasi tersebut akan dapat dibawanya ke arah kesuksesan. Pribadi efektif sekali lagi mampu berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, mengambil keputusan, serta melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Rekan kerja, bawahan atau atasan akan merasa senang, nyaman dan dihargai jika bekerja sama dengan orang yang berkepribadian efektif. Akhirnya, terciptalah situasi kondusif di dalam organisasi yang mendukung tercapainya tujuan dari suatu organisasi bisnis.


Sabtu, 01 Maret 2008

Hubungan DPR, Slank, KPK dan Korupsi



Mau tahu gak mafia di Senayan?

Kerjanya tukang buat peraturan

Bikin UUD, ujung-ujungnya duit

Ya itulah bait lagu ’Gosip Jalanan’ dari Slank yang memunculkan protes dari anggota DPR beberapa pekan lalu. Sampai-sampai DPR berniat menuntut Slank ke jalur hukum walaupun akhirnya niat itu diurungkan.

Menggelikan atau malah ironis, jika DPR khususnya Dewan Kehormatan DPR jadi memperkarakan Slank ke pengadilan atas pencemaran nama baik DPR. Berarti, kebebasan rakyat untuk berekspresi dikekang dan dibelenggu. Itu sama saja model-model Orde Baru. Padahal, seharusnya DPR berterima kasih pada Slank karena ada yang mengingatkan dan mengawasinya. Slank telah jujur menyuarakan apa yang mereka lihat, dengarkan dan rasakan tentang keadaan DPR selama ini.

Kenyataannya memang tidak jauh meleset dari yang dikatakan Slank melalui lagunya. Banyak peraturan yang pada kenyataanya setelah diberlakukan, ternyata menambah pundi-pundi uang para anggota DPR. Jelas tidak ada berita bahwa ada anggota DPR yang kekayaannya berkurang sewaktu menjabat dari anggota DPR. Bahkan, yang perlu dicurigai adalah sebagian mereka yang kekayaannya naik secara signifikan.

Sudah menjadi rahasia umum kalau ada sebagian orang yang memanfaatkan jabatannya sebagai anggota DPR untuk meraup penghasilan besar lewat jalur haram. Diantaranya melalui pembuatan UU tidak berkualitas, penggunaan uang negara untuk ’pelesir’ ke luar negeri, dan penyetujuan proyek-proyek fiktif daerah yang merugikan masyarakat. Tindakan seperti itu bisa dikategorikan sebagai korupsi walaupun berdalih tindakan itu adalah atas nama kepentingan negara dan masyarakat umum. Basi!

Belum lama ini setelah perselisihan DPR-Slank muncul, akhirnya ada fakta yang benar-benar membuktikan. Anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Al Amin Nur Nasution tertangkap tangan saat sedang bersama dengan Sekda Kabupaten Bintan, Kep. Riau di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (10/4). Mereka tertangkap dalam dugaan kasus suap terkait dengan pengalihan fungsi hutan lindung di Bintan.

Hal itu bukanlah sebuah karma atas pencekalan Slank oleh DPR. Namun, kasus itu seolah menjadi jawaban terhadap reaksi kalangan DPR atas kritik Slank. Fakta itu telah membuka ’borok-borok’ sendiri di lembaga legislatif tersebut.

Slank adalah band besar yang terus eksis sampai sekarang. Pastinya, ada jutaan penggemarnya setia membela band pujaannya yang tersebar di seluruh Indonesia. Bukankah fans Slank yang tergabung dalam SLANKER termasuk juga rakyat Indonesia? Jangan dikira mereka hanya massa yang tidk berpengaruh bagi perkembangan Indonesia.

Kepopuleran Slank inilah yang membuat KPK meng-endorse Slank untuk ikut aktif dalam upaya melawan korupsi di Indonesia. Slank diminta untuk mengirimkan lagu untuk dijadikan suatu album oleh KPK. KPK sadar bahwa pemberantasan korupsi bisa dilakukan lewat mana saja, termasuk media lagu. Apalagi, Slank memiliki jutaan penggemar sehingga akan efektif sekali menggiatkan upaya pemberantasan korupsi. Hal ini akan sangat membantu tugas KPK mengungkap kasus korupsi, bahkan di DPR sekalipun.

Akan sangat aneh jika kasus seperti ini muncul di kemudian hari. Sekarang, adalah zaman demokrasi yang reformis dimana setiap orang boleh menyuarakan aspirasinya. Lagu Slank adalah salah satu aspirasi rakyat terhadap kinerja dewan. Tidak mungkin rakyat akan mengkritik DPR jika tidak ada sebab yang mendasarinya. Jadi, kontrol terhadap DPR masih dan selalu dilakukan rakyat untuk menciptakan Indonesia yang demokratis.